Jumat, 09 November 2012

Tali kawat baja (Sling)

Berbicara mengenai crane tentu tidak bisa dipisahkan dengan  tali kawat baja. Beberapa kejadian fatal telah terjadi karena kurangnya pengetahuan mengenai tali kawat baja yang digunakan.

Secara historis tali kawat berevolusi dari rantai baja yang memiliki catatan kegagalan mekanis. Sedangkan kekurangan dalam link rantai atau batang baja padat dapat mengakibatkan kegagalan bencana, kelemahan dalam pembuatan kabel sebuah kabel baja kurang penting sebagai kabel yang lain mudah mengambil beban. Gesekan antara kabel individu dan helai, sebagai konsekuensi dari twist mereka, lanjut mengkompensasi untuk setiap kekurangan. Metode ini meminimalkan pengaruh kelemahan juga dapat dilihat dalam baja Damaskus, mempekerjakan beberapa lipat atau laminasi.

Tali kawat/kabel baja merupakan satu bagian yang sangat krusial pada sebuah crane, karena  tak satupun crane yang tiodak menggguanakan talli kawat baja. Untuk itu perlu diperhatikan  beberapa hal dalam pemilihan tali kawat baja.

Bahan.
Talui kawat baja yang dipergunakan untuik sebuah  crane terdiri atas beberapa bagian
-wire / kawat
-strand / untaian
-core / inti

Sebuah  tali kawat baja dibangun atas beberapa untaian, dan setiap untaian tgerdiri atas beberapa utas  kawat dengan persyaratan sebagai berikut
  •          Terbuat dari bahan baja berkualitas tinggi
  •          Tahan terhadap kelelahan
  •         Tahan terhadap gesekan
  •          Tahan terhadap karat
  •          Tahan terhadap  tekukan
  •          Tahan terhadap keausan
  •          Mempunyai sifat anti putar (non rotating)
  •          Mempunyai fleksibilitas tinggi

Biasanya  kawat untuk pembuatan  wire rope  terbuat dari bahan baja Improved Plow Steel (IPS) -180 kg/ mm persegi atau  yang lebih bagus lagi Extra Improved Plow Steel (XIPS) -200 kg/mm  persegi.

Inti atau Core
Secara umum ada tiga macam inti dalam Tali Kawat / Kabel (wire rope)
-          Independent wire  rope core (IWRC),  inti  kawat tunggal
-          Fibre core,  inti tali fiber
-          Steel strand core, inti  untaian kawat

Identifikasi
Untuk mengetahui dengan jelasz  dat5a sebuah tali kawat baja sesuai dengan penggunaannya kita harus memahami dengamn benar identifikasi yangb tercantujm  padxa masing – masingb tali kawat baja. Contohnya
                        500 M X  1”  X  6  X  19. IWRC. RRL
Artinya  panjang kawat 500 meter, diameter 1  inch, dengan 6 strand, masing-masing strand terdiri atas 19 utas kawat, Independent Wire Rope Core, Right Regular Lay

Pemeliharaan
Untuk menjaga ketahanan  tali kawat baja perlu diperhatikan  cara pemakaian dan penyimpanannya sebagai berikut:

  •          Jangan diseret
  •           Jangan diikat atau  disimpul
  •          Dibersihkan dengan dry cleaner atau penetrating oil
  •         Bebas dari air hujan dan sinar matahari langsung (saat penyimpanan)
  •         Dilumasi dengan  wire rope grease (gardium compound)
     
    Faktor Keamanan (Safety Factor)
    Bila kita ingin mengetahui SWL (Safe Working Load) atau dalam Bahasa  Indonesia disebut  BKA (Beban Kerja Aman) sebuah tali kawat baja kita harus mengingat  factor keamanan yang sesuai pengunaannya
           SWL = Kekuatan Putus Tali (Breaking Strength)
                          Faktor keamanan (Safety  Factor)
    Faktor keamanan menurut standar API adalah
    -          Tali diam              = 3   (tali pendant)
    -          Tali berjalan        = 3,5 (tali hoist)
    -          Tali sling               = 5   (tali angkat beban)
    -          Tali  personel     = 10 (man cage/ man basket)
    Fungsi Safety Factor
    -          Untuk mengakomodasikan kekuatan putus tali  (breaking strength)
    -          Karena penggunaan yang kurang tepat
    -          Karena perkiraan berdat barang yang tidak tepat
    -          Banyak lagi factor lain
    Daftar Kekuatan Putus Tali

    Rope Diameter (mm)
    Rope Diameter (inch)
    Approx Weight
    Kg/100 m
    Nominal Breaking Strength
    180 kgf/m
    FC
    IWRC
    FC
    IWRC
    8
    5/16
    21.5
    24.3
    3540
    3813
    9
    3/8
    27.2
    30.7
    4480
    4825
    10
    -
    33.6
    38.0
    5530
    5958
    11
    7/16
    40.0
    45.9
    6690
    7209
    12
    -
    48.4
    54.7
    7970
    8579
    13
    ½
    56.8
    64.2
    9350
    10069
    14
    9/16
    65.8
    74.4
    10800
    11677
    16
    5/8
    86.0
    97.2
    14200
    15252
    18
    11/16
    112.0
    123.0
    17904
    19303
    19
    ¾
    124.0
    137.0
    19948
    21508
    22
    7/8
    167.0
    183.0
    26745
    28837
    24
    15/16
    199.0
    218.0
    31829
    34318
    25
    1
    216.0
    237.0
    34537
    37227
    28
    1-1/3
    271.0
    297.0
    43323
    46710
    32
    1-1/4
    354.0
    389.0
    56586
    61009
    36
    1-3/8
    448.0
    493.0
    71600
    77418
    38
    1-1/2
    500.0
    550.0
    79900
    86290
    40
    -
    554.0
    609.0
    88500
    95580
    44
    1-3/4
    670.0
    737.0
    107000
    115580






    FC           =  Fiber Core
    IWRC     =  Independent Wire Rope Core
    Safe Working Load
    Umumnya seorang operator crane  jarang atau hampir tidak pernah membawa table /  daftar kekuatan tali baja. Tapi demi kemudahan pekerjaan di lapangan, perhitungan Safe Working Load / Beban Kerja Aman bisa diperoleh  dengan cara menghitungnya dengan rumus
                                    SWL(Ton)  =  Diameter(Inch)   X    Diameter(Inch)     X     8
    Untuk keterangan lebih lanjut tunggu tulisan tentang “sling” dan “cara pengikatan”

Minggu, 04 November 2012

Chlorine plant



Suatu peralatan yang memproduksi Hypochlorite, yang digunakan untuk mencegah pengotoran dan penyumbatan tube condenser yang disebabkan oleh biota laut didalam sirkit pendingin air laut yaitu system sirkit sirkulasi & air pendingin bantu. Sodium hypochlorite dihasilkan dari Elektrolisa air laut dan di injeksikan pada pintu pemasukan air laut / intake menuju circulating water pump (CWP ).

Prinsip Kerja :
Air Laut Dari Discharge CWP di pompa oleh Sea Water Boster Pump Melewati Automatic Strainer menuju ke Generator Cell, Kemudian Generator Cell Diberi arus DC sehingga terjadi proses elektrolisa yang mengakibatkan perubahan reaksi
Kimia sebagai berikut  :
Na Cl + H2O---> Na O Cl + H 2 yang selanjutnya ditampung ke dalam chlorine tank, H2 yang terkandung dalam Chlorine secara alami terbuang ke udara, dan selanjutnya Chlorine dipompa untuk diinjeksikan ke intake Cannal CWP untuk melemahkan biota-biota laut. Sehingga air yang masuk ke dalam kondensor tidak mengalami penyumbatan.
 


Peralatan Chlorination Plant : 
a.         Sea Water Automatic Strainer
Running secara atumatic bila terjadi perbedaan tekanan antara Oulet dan Inlet, hal
ini disebabkan adanya kotoran yang terikut Air Laut.
              b.        Sea Water Boster Pump
Untuk memompa air laut menuju cell modul generator




c.         Rectifier
Untuk Menyediakan arus listrik sesuai dengan kebutuhan cell modul generator
d.        Generator Cell
Komponen tempat terjadinya proses elektrolisa untuk memproduksi NaOCl
 

Gambar 3. Generator Cell
e.         Degas Tank
Sebagai Tempat penampung Untuk memisahkan gas H2 dari larutan Khlorine
f.         Hypo Chloride Pump
Untuk memompa khlorine ke titik injeksi